Rabu, 25 September 2013

makalah makalah sejarah


MAKALAH
LEGENDA
Di susun untuk memenuhi nilai mata pelajaran
“SEJARAH”
Kelas x.7 MAN Bawu jepara
Tp. 2012/2013




                                                    Di susun oleh :
 - ANIS FATMAWATI
                                                  - KHOIRUL
           - LAILATUL MAGHFIROH
                                                  - NURUL MUJIB
        - QHILYATUS SA’ADAH
 

MADRASAH ALYAH NEGERI BAWU JEPARA
Alamat : jln. Raya bawu batealit km 7 jepara
Kata Pengantar




Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan taufik dan hidayahnya dan memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam penuliasan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, guru-guru dan teman-teman yang sudah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

 Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis ada saran atau kritik dari guru-guru di sekolah madrasah alyah negeri bawu jepara teman-teman dan pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi pembaca, terutama bagi penulis, Amin.



  Jepara , 26 september 2013


Penulis



Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………..…...
Daftar Isi……………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang penulisan karya ………………………………………......
…permasalahan……………………………………………….
C.  Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………..
D.  Manfaat karya tulis ……………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian legenda…………………………............
B  Ciri ciri  legenda…………………………………………………………...
Jenis-jenis legenda ………………………………………...
Macam-macam legenda di tanah air indonesia…………………………
3.  Contoh legenda [ Tangkuban perahu]……………………………………...
D
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan………………………………………………………...
B.  Saran……………………………………………………………….
DaftarPustaka………………………………………………………………...






                                                        
                                                           BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG PENULISAN KARYA TULIS
Selama ini Di tengah kemajuan peradaban umat manusia, yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi modern, tradisi lisan sebagai kekuatan kultural merupakan sumber pembentukan peradaban dalam berbagai aspek kehidupan. Hal ini penting karena tradisi lisan, dalam berbagai bentuknya sangat kompleks yang mengandung, tidak hanya cerita, mitos, legenda, dan dongeng , tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya kearifan lokal (local wisdom), sistem nilai, pengetahuan tradisional (local knowledge), sejarah, hukum, adat, pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, dan berbagai hasil seni.
Kedudukan tradisi lisan sebagai bagian dari warisan budaya bangsa ditetapkan dalam Konvensi UNESCO tertanggal 17 September 2003. Sebagai bagian dari intangible cultural heritage, dikatakan bahwa Oral traditions is important to be transmitted value things: oral traditions is going to be the source of identity for humanity in this millenium (Konggres IFLA, Agustus 1999). Tradisi lisan terbukti juga, selain merupakan identitas komunitas dan salah satu sumber penting dalam pembentukan karakter bangsa, tradisi lisan adalah pintu masuk untuk memahami permasalahan masyarakat pemilik tradisi yang bersangkutan.
Tradisi Lisan merupakan tradisi yang berkembang di dalam masyarakat yang diceritakan dari mulut ke mulut dan secara turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi lisan erat kaitannya dengan adat istiadat yang melekat pada suatu masyarakat.
Dalam makalah ini, kami mencoba melakukan pembukuan terhadap beberapa tradisi lisan yang berkembang di masyarakat. Adapun beberapa daerah yang kami jadikan sumber tradisi lisan adalah Pituruh, kaliglagah, Kalikotes, dan Kemranggen. Beberapa tradisi lisan itu di antaranya adalah Mitoni Desa Kalikotes, Suran di Desa Kaliglagah, Tujuh Pengikut Raja di Desa Pituruh, serta Merti Desa di Desa. Kemranggen, Kec. Bruno, Kab. Purworejo.
Dari hasil penelitian kami di lapangan, ternyata banyak sekali tradisi lisan tiap daerah .
B .  PERMASALAHAN
Legenda adalah cerita semihistoris yang turun temurun dari zaman dahulu, yang menceritakan perbuatan-perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk dan pembentukan adat kebiasaan lokal. Legenda merupakan campuran antara realisme dan supernatural, perpaduan antara rasional dan irrasional. Fungsi legenda adalah untuk menghibur dan memberi pelajaran serta membangkitkan atau menambahkan kebanggaan orang terhadap keluarga, suku atau bangsanya.
Adapun permasalahan yang akan kita ungakap pada makalah ini adalah:
1.      Apa Pengertian Legenda ?
2.      Apakah cirri – ciri legenda ?
3.      Jenis – jenis ari legenda ?
4.      Macam – macam legenda di tanah air Indonesia ?
C . TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.      Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus makalah ini antara lain:
a.       Meningkatkan pengenalan pentingnya legenda di Indonesia.
b.      Dapat mencari alternatif pemecahan masalah  yang di hadapi dalam penyusunan makalah.
c.       Melatih ketrampilan dalam menyusun karya tulis.
2.      Tujuan umum
Adapun tujuan umum dalam penyususnan karya tulis ini antara lain :
a.       menambah wawasan dan pentingnya tradisi lisan.
b.      Menambah pengetahuan bagaimana penerapan tradisi lisan di lingkungan masyarakat.
c.       Melatih moral, etika dan pentingnya penerapan dalam lingkungan masyarakat.
D. MANFAAT KARYA TULIS
1.      Manfaat bagi penulis
a.       Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam penyusunan makalah maupun yang lain.
b.      Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam penulisan makalah.
c.       Dapat mengembangkan pemikiran makalah.
d.      Dapat melatih penulisan dalam menulis sebuah makalah.
2.      Manfaat bagi pembaca
a.       Dapat menambah pengetahuan pembaca
                                                                        BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

A.    PENGERTIAN LEGENDA
Legenda (dari bahasa latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distrosi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
Berbagai pendapat muncul dalam pengertian legenda antara lain :
1.    Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah.
2.    Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan.
3.    Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci.
4.    Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
Legenda atau cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.

Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau Toba, dan ber-Ibu Kandung Seekor Kucing merupakan sederetan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Masih banyak sederetan
cerita rakyat yang memang diperuntukkan bagi anak-anak.
Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri Ada beberapa pengertian mengenai arti kata dari Legenda yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi (pembelokan)
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor. Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.

 
B.     CIRI – CIRI LEGENDA
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu sebagai berikut.
1)      Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai suatu kejadian yang sungguh- sungguh pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
C.    JENIS – JENIS LEGENDA
Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis, yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda perseorangan, dan legenda setempat.

1.         Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan kehidupan keagamaan disebut dengan legenda keagamaan.
2.      Legenda Alam Gaib.
Bentuk kedua yaitu legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
3.       Legenda Perorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai tokoh-tokoh  tertentu yang dianggap benar-benar terjadi.
4.     Legenda lokal/Setempat.
Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.

D.    MACAM – MACAM LEGENDA DI TANAH AIR INDONESIA
Banyak sekali macam – macam legenda di Indonesia. Antara lain yang pernah diketahui adalah :

No
Legenda
Tempat
1
Legenda Pulau Senua
Kepulauan Riau
2
Putri Pandan Berduri
Kepulauan Riau
3
Putri Pinang Gading
Kepulauan Bangka Belitung
4
Si Pahit Lidah
Sumatera Selatan
5
Sigarlaki dan Limbat
Sulawesi Utara
6
Legenda Danau Lipan
Kalimantan Timur
7
Puti Kusumba
Jambi
8
Aji Bonar
Riau
9
Putri Sedaro Putih
Bengkulu
10
Mandin Tangkaramin
Kalimantan Selatan
11
Danau Tolire
Maluku
12
Candi Prambanan
Yogyakarta
13
Sangkuriang

14
Aryo Menak

15
Si Lancang

16
Si Sigarlaki dan Si Limbat

17
Aji Saka

18
Arti Sebuah Persahabatan

19
Batu Golog

20
Bende Wasiat

21
Buaya Ajaib

22
Asal Usul Danau Lipan

23
Buaya Perompak

24
Cindelaras

25
Kancil si pencuri Timun

26
Kelelawar Yang Pengecut

27
Keong Mas

28
Kera dan Ayam

29
Kera Jadi Raja

30
Kutukan Raja Pulau Mintin

31
La Dana dan Kerbaunya

32
Laba-laba

33
kelinci dan sang bulan

34
Loro Jonggrang

35
Lutung Kasarung

36
Malin Kundang

37
Manik Angkeran

38
Pak Lebai Malang

39
Puteri Junjung Buih

40
Raja Parakeet

E . contoh legenda [ TANGKUBAN PERAHU]
Legenda Tangkuban Prahu
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRngfi-4-hIk9dvi7h5_OVKAmC1ctg4bm78O-Vu_KiuQoarG4to
Gambar 1.8 Gunung Tangkuban Prahu
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.

Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dalam mengakaji legenda sangkuriang penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang apa yang ada dalam materi tersebut. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1.Bila kita runut seluruh informasi di atas, maka akan ditemukan alur kearifan pandangan hidup masyarakat Sunda yang terkandung dalam legenda Gunung Tangkuban parahu. Kearifan yang dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam menjalani keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia transendental (ruhi). 
2.    Setelah mengkaji legenda sangkuriang didapatkan nama dan tempat serta aspek lainnya yang terdapat dalam legenda tersebut  ialah; Sungging Perbangkara,  cariang, babi hutan Si Wayungyang, Dayang Sumbi atau Rarasati, anjing Si Tumang, Sangkuriang, taropong (torak), Wetan (Timur), Kulon (Barat), Citarum,  Sanghyang Tikoro, Guriang, Gunung Putri, Gunung Manglayang, Ujungberung, kembang Jaksi, boeh rarang, Gunung Bukit Tungggul, Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Talaga Bandung.
B. Saran
            Dengan adanya makalah ini penulis hanya bisa menyarankan kepada pembaca, khususunya bagi siswa siswi MAN BAWU JEPARA dapat membangun  kehidupan bersama,  yaitu  kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih, silih asah dan silih asuh, kemudian ciptakan suasana hidup yang harmonis, damai, aman dan tentram. Tidak lupa untuk terus menggali ilmu pengetahuan di berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan bisa mengkaji lebih dalam lagi sebuah cerita legenda Sangkuriang.







Daftar Pustaka


Danandjaja, James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipress.

Ekadjati, Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.

Ekajati, Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad. Bandung:      Depdikbud.

Hidayat, Suryalaga. 1996. Racikan Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.

LBSS. 1975. Kamus Umum Basa Sunda: Tarate.

Satjadibrata, R.1946. Dongeng-dongeng Sasakala. Jakarta: Balai Pustaka.

Wahyu Wibisana. 1992. Sangkuriang Kabeurangan. Bandung: Mangle No. 1373.

Wellek, Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.

Woyowasito, S. 1977. Kamus Kawi- Indonesia: CV. Pengarang.


2 komentar:

  1. Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
    Saya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
    mebel jepara

    BalasHapus
  2. Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
    Saya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
    furniture jepara

    BalasHapus