LEGENDA
Di susun untuk memenuhi nilai mata pelajaran
“SEJARAH”
Kelas x.7 MAN Bawu jepara
Tp. 2012/2013
Di susun oleh :
- ANIS FATMAWATI
- KHOIRUL
- LAILATUL MAGHFIROH
- NURUL MUJIB
- QHILYATUS
SA’ADAH
MADRASAH ALYAH NEGERI BAWU JEPARA
Alamat : jln. Raya bawu batealit km 7 jepara
Kata Pengantar
Puji sukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan
taufik dan hidayahnya dan memberi kenikmatan yang tiada henti, baik nikmat
jasmani dan nikmat rohani, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang
insyaalah sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam penuliasan makalah ini, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu, guru-guru dan teman-teman yang
sudah memberi dukungan dan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik dalam pemahaman atau penulisan, sangat besar harapan penulis
ada saran atau kritik dari guru-guru di sekolah madrasah alyah negeri bawu
jepara teman-teman dan pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan
penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfa’at bagi
pembaca, terutama bagi penulis, Amin.
Jepara , 26 september
2013
Penulis
|
Daftar Isi
Kata Pengantar
…………………………………………………………..…...
Daftar
Isi……………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang penulisan karya ………………………………………......
…permasalahan……………………………………………….
C. Tujuan Penulisan Makalah ………………………………………..
D. Manfaat karya tulis ……………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian legenda…………………………............
B Ciri ciri legenda…………………………………………………………...
Jenis-jenis legenda ………………………………………...
Macam-macam legenda
di tanah air indonesia…………………………
3. Contoh legenda [
Tangkuban perahu]……………………………………...
D
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………...
B. Saran……………………………………………………………….
DaftarPustaka………………………………………………………………...
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG PENULISAN KARYA TULIS
Selama ini Di
tengah kemajuan peradaban umat manusia, yang ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi modern, tradisi lisan
sebagai kekuatan kultural merupakan sumber pembentukan peradaban dalam berbagai
aspek kehidupan. Hal ini penting karena tradisi lisan, dalam berbagai bentuknya
sangat kompleks yang mengandung, tidak hanya cerita, mitos, legenda, dan
dongeng , tetapi juga mengandung berbagai hal yang menyangkut hidup dan
kehidupan komunitas pemiliknya, misalnya kearifan lokal (local wisdom), sistem
nilai, pengetahuan tradisional (local knowledge), sejarah, hukum, adat,
pengobatan, sistem kepercayaan dan religi, astrologi, dan berbagai hasil seni.
Kedudukan tradisi lisan sebagai bagian dari
warisan budaya bangsa ditetapkan dalam Konvensi UNESCO tertanggal 17 September
2003. Sebagai bagian dari intangible cultural heritage, dikatakan bahwa “Oral traditions is important to
be transmitted value
things: oral traditions is going to be the source of identity for humanity in
this millenium”
(Konggres IFLA, Agustus 1999). Tradisi lisan terbukti juga, selain merupakan
identitas komunitas dan salah satu sumber
penting dalam pembentukan karakter bangsa, tradisi lisan
adalah pintu masuk untuk memahami permasalahan masyarakat pemilik tradisi yang
bersangkutan.
Tradisi Lisan merupakan tradisi yang
berkembang di dalam masyarakat yang diceritakan dari mulut ke mulut dan secara
turun temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi lisan erat
kaitannya dengan adat istiadat yang melekat pada suatu masyarakat.
Dalam makalah ini, kami mencoba melakukan pembukuan terhadap beberapa tradisi lisan yang berkembang di masyarakat. Adapun beberapa daerah yang kami jadikan sumber tradisi lisan adalah Pituruh, kaliglagah, Kalikotes, dan Kemranggen. Beberapa tradisi lisan itu di antaranya adalah Mitoni Desa Kalikotes, Suran di Desa Kaliglagah, Tujuh Pengikut Raja di Desa Pituruh, serta Merti Desa di Desa. Kemranggen, Kec. Bruno, Kab. Purworejo.
Dari hasil penelitian kami di lapangan, ternyata banyak sekali tradisi lisan tiap daerah .
Dalam makalah ini, kami mencoba melakukan pembukuan terhadap beberapa tradisi lisan yang berkembang di masyarakat. Adapun beberapa daerah yang kami jadikan sumber tradisi lisan adalah Pituruh, kaliglagah, Kalikotes, dan Kemranggen. Beberapa tradisi lisan itu di antaranya adalah Mitoni Desa Kalikotes, Suran di Desa Kaliglagah, Tujuh Pengikut Raja di Desa Pituruh, serta Merti Desa di Desa. Kemranggen, Kec. Bruno, Kab. Purworejo.
Dari hasil penelitian kami di lapangan, ternyata banyak sekali tradisi lisan tiap daerah .
B
. PERMASALAHAN
Legenda
adalah cerita semihistoris yang turun temurun dari zaman dahulu, yang
menceritakan perbuatan-perbuatan pahlawan, perpindahan penduduk dan pembentukan
adat kebiasaan lokal. Legenda merupakan campuran antara realisme dan
supernatural, perpaduan antara rasional dan irrasional. Fungsi legenda adalah
untuk menghibur dan memberi pelajaran serta membangkitkan atau menambahkan
kebanggaan orang terhadap keluarga, suku atau bangsanya.
Adapun permasalahan yang akan kita ungakap
pada makalah ini adalah:
1.
Apa Pengertian Legenda ?
2.
Apakah cirri – ciri legenda ?
3.
Jenis – jenis ari legenda ?
4.
Macam – macam legenda di tanah air Indonesia ?
C
. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1.
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus
makalah ini antara lain:
a.
Meningkatkan pengenalan pentingnya legenda di Indonesia.
b.
Dapat mencari alternatif pemecahan masalah yang di hadapi dalam penyusunan makalah.
c.
Melatih ketrampilan dalam menyusun karya tulis.
2.
Tujuan umum
Adapun tujuan umum
dalam penyususnan karya tulis ini antara lain :
a.
menambah wawasan dan pentingnya tradisi lisan.
b.
Menambah pengetahuan bagaimana penerapan tradisi lisan di
lingkungan masyarakat.
c.
Melatih moral, etika dan pentingnya penerapan dalam lingkungan
masyarakat.
D. MANFAAT KARYA TULIS
1.
Manfaat bagi penulis
a.
Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam penyusunan makalah
maupun yang lain.
b.
Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam penulisan
makalah.
c.
Dapat mengembangkan pemikiran makalah.
d.
Dapat melatih penulisan dalam menulis sebuah makalah.
2.
Manfaat bagi pembaca
a.
Dapat menambah pengetahuan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH
A. PENGERTIAN
LEGENDA
Legenda
(dari bahasa latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh
yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena
itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk
history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut
telah mengalami distrosi
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika
legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka
legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung
sifat-sifat folklor
Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa
penduduk
setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga
membedakannya dengan mite.
Berbagai pendapat muncul dalam pengertian legenda antara lain :
1. Dalam
KBBI
2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya
dengan peristiwa sejarah.
2. Menurut
Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah
dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan.
3. Menurut
William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri
yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak
dianggap suci.
4. Menurut
Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang
mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.
Legenda atau cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang
menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam
mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.
Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau Toba, dan ber-Ibu Kandung Seekor Kucing merupakan sederetan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Masih banyak sederetan
Roro Jonggrang, Timun Mas, Si Pitung, Legenda Danau Toba, dan ber-Ibu Kandung Seekor Kucing merupakan sederetan cerita rakyat yang ada di Indonesia. Masih banyak sederetan
cerita rakyat yang memang diperuntukkan bagi anak-anak.
Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri Ada beberapa pengertian mengenai arti kata dari Legenda yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Sayangnya ada sebagian cerita rakyat yang bersifat kontroversial karena dianggap tidak layak untuk anak. Sebut saja Sangkuriang, cerita yang mengisahkan seorang anak jatuh cinta dengan ibunya sendiri Ada beberapa pengertian mengenai arti kata dari Legenda yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap
oleh yang empunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. walaupun
demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi
(pembelokan)
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan
untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu
bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor. Menurut Pudentia,
legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar
terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan
mite.
B. CIRI – CIRI LEGENDA
Legenda merupakan cerita rakyat yang memiliki ciri-ciri, yaitu
sebagai berikut.
1) Oleh yang empunya cerita dianggap sebagai
suatu kejadian yang sungguh- sungguh pernah terjadi.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
2) Bersifat sekuler (keduniawian), terjadinya pada masa yang belum begitu lampau, dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang. Tokoh utama dalam legenda adalah manusia.
3) “Sejarah” kolektif, maksudnya sejarah yang banyak mengalami distorsi karena seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
4) Bersifat migration yakni dapat berpindah-pindah, sehingga dikenal luas di daerah-daerah yang berbeda.
5) Bersifat siklus, yaitu sekelompok cerita yang berkisar pada suatu tokoh atau kejadian tertentu, misalnya di Jawa legenda-legenda mengenai Panji.
C. JENIS – JENIS LEGENDA
Legenda dapat dibagi ke dalam empat jenis,
yaitu legenda keagamaan, legenda alam gaib, legenda perseorangan, dan legenda
setempat.
1.
Legenda Keagamaan
Legenda yang ceritanya berkaitan dengan
kehidupan keagamaan disebut dengan legenda keagamaan.
2.
Legenda Alam Gaib.
Bentuk kedua yaitu
legenda alam gaib. Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang dianggap
benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
3.
Legenda Perorangan
Legenda perseorangan merupakan cerita mengenai
tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi.
4.
Legenda lokal/Setempat.
Legenda
lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung,
bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di
Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara
Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan
di Bali.
D. MACAM – MACAM LEGENDA DI TANAH AIR INDONESIA
Banyak
sekali macam – macam legenda di Indonesia. Antara lain yang pernah diketahui
adalah :
No
|
Legenda
|
Tempat
|
1
|
Legenda Pulau Senua
|
Kepulauan Riau
|
2
|
Putri Pandan Berduri
|
Kepulauan Riau
|
3
|
Putri Pinang Gading
|
Kepulauan Bangka
Belitung
|
4
|
Si Pahit Lidah
|
Sumatera Selatan
|
5
|
Sigarlaki dan Limbat
|
Sulawesi Utara
|
6
|
Legenda Danau Lipan
|
Kalimantan Timur
|
7
|
Puti Kusumba
|
Jambi
|
8
|
Aji Bonar
|
Riau
|
9
|
Putri Sedaro Putih
|
Bengkulu
|
10
|
Mandin Tangkaramin
|
Kalimantan Selatan
|
11
|
Danau Tolire
|
Maluku
|
12
|
Candi Prambanan
|
Yogyakarta
|
13
|
Sangkuriang
|
|
14
|
Aryo Menak
|
|
15
|
Si Lancang
|
|
16
|
Si Sigarlaki dan Si
Limbat
|
|
17
|
Aji Saka
|
|
18
|
Arti Sebuah
Persahabatan
|
|
19
|
Batu Golog
|
|
20
|
Bende Wasiat
|
|
21
|
Buaya Ajaib
|
|
22
|
Asal Usul Danau
Lipan
|
|
23
|
Buaya Perompak
|
|
24
|
Cindelaras
|
|
25
|
Kancil si pencuri
Timun
|
|
26
|
Kelelawar Yang
Pengecut
|
|
27
|
Keong Mas
|
|
28
|
Kera dan Ayam
|
|
29
|
Kera Jadi Raja
|
|
30
|
Kutukan Raja Pulau
Mintin
|
|
31
|
La Dana dan
Kerbaunya
|
|
32
|
Laba-laba
|
|
33
|
kelinci dan sang
bulan
|
|
34
|
Loro Jonggrang
|
|
35
|
Lutung Kasarung
|
|
36
|
Malin Kundang
|
|
37
|
Manik Angkeran
|
|
38
|
Pak Lebai Malang
|
|
39
|
Puteri Junjung Buih
|
|
40
|
Raja Parakeet
|
E
. contoh legenda [ TANGKUBAN PERAHU]
Legenda Tangkuban Prahu
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung
terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban
Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama
seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut
cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik.
Berikut ini ceritanya.
Gambar 1.8 Gunung Tangkuban Prahu
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan
dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri.
Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia
sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang
Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai
berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi
menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan
pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor
anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang
Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi
Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka
dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti
seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya,
Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang
dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang
tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama
anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama
mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin
mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah
dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging
Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa,
merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang
wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita
itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama
lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati.
Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang
Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari
bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang
Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya
memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh
Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang
bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri
bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai
bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan
aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk
memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung
air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang
sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat
bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa
untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya
dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia
mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah
hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung
Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat
tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai
Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit
dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi
menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam mengakaji legenda sangkuriang penulis akhirnya menarik kesimpulan tentang
apa yang ada dalam materi tersebut. Adapun kesimpulannya sebagai berikut :
1.Bila kita runut seluruh informasi di atas,
maka akan ditemukan alur kearifan pandangan hidup masyarakat Sunda yang
terkandung dalam legenda Gunung Tangkuban parahu. Kearifan yang dibungkus
dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam
menjalani keberadaannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia
transendental (ruhi).
2. Setelah mengkaji
legenda sangkuriang didapatkan nama dan tempat serta aspek lainnya yang
terdapat dalam legenda tersebut ialah; Sungging Perbangkara,
cariang, babi hutan Si Wayungyang, Dayang Sumbi atau Rarasati, anjing Si
Tumang, Sangkuriang, taropong (torak), Wetan (Timur), Kulon (Barat),
Citarum, Sanghyang Tikoro, Guriang, Gunung Putri, Gunung Manglayang,
Ujungberung, kembang Jaksi, boeh rarang, Gunung Bukit Tungggul, Gunung
Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Talaga Bandung.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini penulis hanya bisa menyarankan kepada pembaca,
khususunya bagi siswa siswi MAN BAWU JEPARA dapat membangun kehidupan
bersama, yaitu kehidupan yang saling memperhatikan, silih asih,
silih asah dan silih asuh, kemudian ciptakan suasana hidup yang harmonis,
damai, aman dan tentram. Tidak lupa untuk terus menggali ilmu pengetahuan di
berbagai mata pelajaran, khususunya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan
bisa mengkaji lebih dalam lagi sebuah cerita legenda Sangkuriang.
|
Daftar Pustaka
Danandjaja,
James. 1986. Folkor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafitipress.
Ekadjati,
Edi S. 2001. Kamus Bahasa Naskah dan Prasasti Sunda Abad.
Ekajati,
Edi S. 1983. Naskah Sunda Lama Kelompok Babad. Bandung:
Depdikbud.
Hidayat,
Suryalaga. 1996. Racikan Budaya Sunda. Jabar : Depdikbud Prop.
LBSS.
1975. Kamus Umum Basa Sunda: Tarate.
Satjadibrata,
R.1946. Dongeng-dongeng Sasakala. Jakarta: Balai Pustaka.
Wahyu
Wibisana. 1992. Sangkuriang Kabeurangan. Bandung: Mangle No. 1373.
Wellek,
Rene. Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
|
Woyowasito,
S. 1977. Kamus Kawi- Indonesia: CV. Pengarang.
Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
BalasHapusSaya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
mebel jepara
Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
BalasHapusSaya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
furniture jepara