HASIL KEBUDAYAAN BACSON – HOABINH atau BUDAYA LOGAM DI INDONESIA.http://ciirjepara.blogspot.co.id/2016/08/hasil-kebudayaan-bacson-hoabinh.html
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah.
Ilmu
pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya, seperti
bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.
Ilmu
pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa
dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari
zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.
Ilmu
pengetahuan abad ke-20 telah mengubah segalanya, kemajuan- kemajuan serupa itu
sebenarnya telah terjadi di masa-masa sebelumnya. Salah satunya terjadi
kira-kira tahun 2500 SM, ketika ”Stonehenge’’ didirikan di Inggris dan
‘’Piramida’’ dibangun di Mesir. Kedua monument ini menyatukan gagasan
astronomis dan religius yang kecanggihannya tidak sepenuhnya di ketahui hingga
abad ini. Penyelidikan mendalam tentang Stonehenge dan piramida-piramida
tersebut mengungkap pengetahuan matematika yang mengejutkan. Orang yang
membangun kedua monumen ini telah memahami istilah-istilah praktis yang paling
sederhana tentang hubungan antara dua sisi tegak dengan sisi miring dari
segitiga siki-siku yang tertentu. Dengan kata lain mereka telah memahami dasar
dari apa yang kita kenal sebagai dalil Pythagoras sekitar 2000 tahun sebelum
Pythagoras lahir.
Sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan lainnya juga mengungkapkan tentang peranan dunia
islam di dalamnya. Sekitar abad ke 7 M. pada zaman Bani Umayyah, orang islam
menemukan cara pengamatan astronomi. Kemudian pada tahun 825 M. M.
AL-khawarizmi telah menyusun buku aljabar yang menjadi buku standar beberapa
abad lamanya di Eropa.
Dari
beberapa uraian tersebut, ternyata perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidaklah muncul dengan sendirinya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang
selalu lapar akan pengetahuan harus mengetahui secara detail sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu.
PERADABAN AWAL
MASYARAKAT INDONESIA
A.
PROSES
MIGRASI RAS PROTO MELAYU DAN DEUTERO MELAYU DI KAWASAN ASIA TENGGARA.
Menurut Kern dan Von Geldern bahwa asal-usul nenek moyang
bangsaIndonesiaadalah bangsaAustronesia. Bangsa Austronesia masuk
kepulauanIndonesiasekitar abad 2000 SM atau yang sering disebut zaman
Neoliticum. Mereka masukIndonesiamelalui dua jalur atau jalan yaitu jalan barat
dan jalan timur.
1. Jalan barat menempuh rute daratanAsialalu Semenanjung
Melayu dan Sumatera.
2. Jalan timur menempuh rute daratan Asia lalu Philipina dan
Sulawesi.
Zaman Neolithikum hasil budayanya dibedakan menjadi dua
yaitu kapak lonjong dan kapak persegi. Persebaran kapak persegi dari daratan
Asia melalui jalan barat dan peninggalannya terutama di Indonesia bagian barat.
Sementara kapak lonjong perseberannnya melalui jalan timur dan peninggalannya
banyak tersebar di Indonesia bagian timur. Pendukung budaya kapak persegi
adalah bangsa Austronesia dan pendukung kapak lonjong adalah bangsa
Papua-Melanesoide (sama-sama disebut bangsa Austronesia).
Proses migrasi berlangsung mulai tahun 2000 SM berjalan
terus hingga tahun 500 SM. Sehingga hubungan dengan Asia terjalin dalam waktu
yang cukup lama pada tahun 500 SM, masuk gelombang kedua yang memiliki
kebudayaan lain dari pada yang lain. Mereka telah mampu mengolah logam dan
membuat alat-alat dari logam. Kebudayaan logam semula adalah kebudayaan
Dongsong yang masuk Indoenesia melalui jalan darat.
Hasil budayanya seperti nekara, kapak corong, kapak lonjong.
Mereka masuk ke Indonesia melalui jalan barat yaitu Asia melalui Thailand dan
Malaysia Barat dan terus ke seluruh nusantara. Pendukung kebudayaan perunggu
adalah bangsa Deutero Melayu atau Melayu Muda. Keturunan bangsa Proto Melayu
atau Melayu Muda atau bangsa Austronesia adalah suku Batak, Toraja dan Papua.
Adapun keturunan bangsa Deutero Melayu antara lain suku Jawa, Sumatera, Bugis.
B.
PENGARUH
BUDAYA BACSON HOABIN DAN DONGSON PADA PERKEMBANGAN BUDAYA MASYARAKAT AWAL DI
KEPULAUAN INDONESIA.
1. KEBUDAYAAN BACSON HOABIN.
Pengaruh budaya Bacson Hoabin ternyata berkembang sampai ke
kepulauan nusantara. Hasil budayanya seperti Peble (kapak Sumatera) dan
alat-alat tulang. Jadi, kebudayaan Bacson Hoabin adalah budaya zaman
mesoliticum (zaman batu tengah). Dinamakan Bacson Hoabin karena tempat penemuan
kebudayaan ini berada di pegunungan di daerah Hoabin Tonkin Indocina.
Kebudayaan Bacson Hoabin masuk melalui Thailand Melayu lalu menyebar ke
Nusantara. Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson Hoabin adalah penyerpihan pada
satu atau dua sisi permukaan batu kali yang berukuran kurang satu kepalan, dan
sering kali seluruh tepiannya menjadi bagian yang tajam.
Di Indonesia, alat-alat batu dari kebudayaan Bacson Hoabin
ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan,Sulawesisampai ke
Papua (Irian Jaya). Di daerah Jawa, alat-alat kebudayaan batu sejenis dengan
kebudayaan Bacson Hoabin ditemukan di daerah lembah sungai Bengawan Solo. Di
samping daerah-daerah di atas, maka kebudayaan ini juga ditemukan di pedalaman
Semenanjung Minahasa (Sulawesi Utara),Flores, Maluku Utara dan lain-lain.
1. Kapak
Genggam
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut
dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi
penemuannya yaitu di pulau Sumatera.
Kapak genggam
2. Kapak
Dari Tulang dan Tanduk
Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun
(Jawa Timur) ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk.
Alat-alat dari tulang tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung
tombak yang bergerigi pada sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut
adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah, serta menangkap ikan.
3. Flakes berupa alat alat kecil terbuat dari batu yang disebut
dengan flakes atau alat serpih. Flakes selain terbuat dari batu biasa juga ada
yang dibuat dari batu-batu indah berwarna seperti calsedon.
Flakes mempunyai fungsi sebagai alat untuk menguliti hewan
buruannya, mengiris daging atau memotong umbi-umbian. Jadi fungsinya seperti
pisau pada masa sekarang. Selain ditemukan di Sangiran flakes ditemukan di
daerah-daerah lain seperti Pacitan, Gombong, Parigi, Jampang Kulon, Ngandong
(Jawa), Lahat (Sumatera), Batturing (Sumbawa), Cabbenge (Sulawesi), Wangka,
Soa, Mangeruda (Flores).
2. KEBUDAYAAN DONGSON.
Kebudayaan Đông sơn adalah kebudayaan zaman perunggu yang
berkembang di lembah sông hồng,vietnam. Kebudayaan ini juga berkembang di asia
tenggara, termasuk di nusantara dari sekitar 1000 sm sampai 1 sm.
Kebudayaan dongson mulai berkembang di indochina pada masa peralihan dari periode mesolitik danneolitik yang kemudian periode megalitik. Pengaruh kebudayaan dongson ini juga berkembang menuju nusantara yang kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan perunggu.
Kebudayaan dongson mulai berkembang di indochina pada masa peralihan dari periode mesolitik danneolitik yang kemudian periode megalitik. Pengaruh kebudayaan dongson ini juga berkembang menuju nusantara yang kemudian dikenal sebagai masa kebudayaan perunggu.
Asal mula kebudayaan ini berawal dari evolusi kebudayaan
austronesia . Asal usulnya sendiri telah dicari dari barat dan bahkan ada yang
berpendapat bahwa kelompok itu sampai di dongson melalui asiatengahyang tidak
lain adalah bangsa yue-tche .namun pendapat ini sama halnya dengan pendapat
yang mengaitkan dongsaon dengan kebudayaan halstatt yang ternyata masih
diragukan kebenarannya.
Asumsi yang digunakan adalah bahwa benda-benda perunggu
diyunnandengan benda-benda yang ditemukan di dongson. Meski harus dibuktikan
apakah benda-benda tersebut dibuat oleh kelompok-kelompok dari barat sehingga
dari periode pembuatannya, dapat menentukan apakah benda tersebut adalah model
untuk dongson atau hanyalah tiruan-tiruannya. Jika dugaan ini benar maka dapat
menjelaskan penyebaran kebudayaan dongson sampai ke dataran tinggiburma.
Benda-benda arkeologi dari dongson sangat beraneka ragam,
dari berbagai aliran. Terlihat dari artefak-artefak kehidupan sehari-hari
ataupun peralatan bersifat ritual yang sangat rumit. Perunggu adalah bahan
pilihan. Benda-benda seperti kapak dengan selongsong, ujung tombak, pisau
belati, mata bajak, topangan berkaki tiga dengan bentuk yang indah. Kemudian
gerabah dan jambangan rumah tangga, mata timbangan dan kepala pemintal benang,
perhiasan-perhiasan termasuk gelang dari tulang dan kerang, manik-manik dari
kaca dan lain-lain. Karya yang terkenal adalah nekara besar diantaranya nekara
ngoc-lu yang kini disimpan di museum hanoi, serta patung-patung perunggu yang
sering ditemukan di makam-makam pada tahapan terakhir masa dongson.
TOMBAK DONG SON
Kebudayaan Dongson yang berkembang di situs Dongson,
ternyata juga ditemukan karya-karya budaya yang diinspirasikan oleh kebudayaan
tersebut di bagian selatan*Semenanjung Indochina*(Samrong,*Battambang*di*Kamboja)
hingga Semenanjung Melayu (Sungai Tembeling di Pahang dan Klang di Selangor)
hingga Nusantara (Indonesia).
Benda-benda ini dibawa masuk ke Indonesiaoleh bangsa Deutero
Melayu atau Melayu Muda. Mereka masuk ke Indonesiakurang lebih tahun 500 SM
melalui jalur barat. Benda-benda perunggu yang ditemukan di Indonesiaantara
lain nekara, kapak corong, moko, manik-manik, bejana perunggu dan arca
perunggu.
Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dongson, sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya bercorak Dongson, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari India maupun Cina. Budaya perunggu bergaya Dongson tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia. Hal ini terlihat dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang digunakan. Budaya Dongson sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia, bahkan tidak kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di daerah pulau Sumatera, Jawa dan Maluku Selatan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kebudayaan Bacson Hoabin dan budaya Dongson ada hubungan erat dengan kebudayaan zaman Mesolitikum dan budaya perunggu diIndonesia.
Penemuan benda-benda dari kebudayaan Dongson, sangat penting karena benda-benda logam yang ditemukan di wilayah Indonesia pada umumnya bercorak Dongson, dan bukan mendapat pengaruh budaya logam dari India maupun Cina. Budaya perunggu bergaya Dongson tersebar luas di wilayah Asia Tenggara dan kepulauan Indonesia. Hal ini terlihat dari kesamaan corak hiasan dan bahan-bahan yang digunakan. Budaya Dongson sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan budaya perunggu di Indonesia, bahkan tidak kurang dari 56 nekara yang berhasil ditemukan di beberapa wilayah Indonesia dan terbanyak nekara ditemukan di daerah pulau Sumatera, Jawa dan Maluku Selatan.
Dari uraian di atas jelas bahwa kebudayaan Bacson Hoabin dan budaya Dongson ada hubungan erat dengan kebudayaan zaman Mesolitikum dan budaya perunggu diIndonesia.
Selain kebudayaan batu manusia pra sejarah menghasilkan
kebudayaan logam yang hasilnya jauh lebih kuat dan lebih mudah pembuatannya.
Zaman logam dibedakan menjadi 3 yaitu :
Zaman logam dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. ZAMAN TEMBAGA
Dinamakan zaman tembaga karena manusia membuat alat rumah
tangga terbuat dari tembaga. Arahya alat ini tidak banyak ditemukan di Asia
Tenggara maupun di daerahIndonesia. Setelah zaman Neolitikum kita langsung
memasuki zaman perunggu.
2. ZAMAN PERUNGGU
Disebut zaman perunggu karena alat-alat kebutuhan rumah
tangga terbuat dari perunggu yaitu campuran tembaga dan timah. Contoh alat
perunggu adalah :
a. Nekara
Nekara adalah bejana yang bentuknya seperti benembung yang
berpinggang. Nekara yang terbesar disimpan di Pura Penataran Sasih Bali, yang
berdiameter 160 cm. Untuk memperindah nekara biasanya dihiasi dengan hiasan
seperti ikan, kijang pals Tonetrie dan sebagainya. Daerah temuannya ada di
Maluku, Selayar, Bali dan Nusa Tenggara.
b. Bejana Perunggu
Bejana perunggu bentuknya seperti gitar Spanyol. Saat ini
bejana perunggu hanya ada di Indonesia, di Madura dan satu ditemukan di
Sumatera.
c. Moko
Adalah benda perunggu yang bentuknya seperti nekara tetapi
agak langsing, sebagian moko ada yang dikeramatkan dan disucikan serta sebagai
benda upacara. Moko ditemukan di Nusa Tenggara.
d. Kapak Perunggu
Kapak perunggu terdiri atas kapak sepatu atau kapak corong
dan candrasa. Kedua benda ini bentuknya sangat indah sehingga kemungkinan benda
ini sebagai alat upacara.
e. Arca Perunggu
Arca perunggu bentuknya sekilas agak lucu. Biasanya
menggambarkan manusia dan binatang. Ditemukan di daerah Jawa Timur, Bogor dan
Palembang.
f. Perhiasan Perunggu
Perhiasan yang terbuat dari perunggu bentuknya seperti
gelang, cincin, kalung, anting-anting serta bandul. Ditemukan di daerah Malang,
Bogor, Bali.
3. ZAMAN BESI
Benda-benda terbuat dari besi tidak banyak yang sampai pada
kita yang kita kenal antara lain : mata kapak, tongkat, mata tombak, mata
pisau, mata tembilang, gerabah, cangkul dan lain-lain.
Teknik pembuatan benda perunggu : Untuk mengolah perunggu
menjadi sebuah benda hiasan atau alat keperluan sehari-hari tidaklah mudah.
Perlu ketrampilan dan kemahiran agar bisa dibentuk menjadi benda yang
diinginkan.
Ada2 cara pembuatan alat dari perunggu yaitu teknik bivalve
dan teknik cire perdue.
Teknik bivalve : yaitu membuat benda perunggu dengan
menggunakan dua cetakan dari batu yang bisa dibuka dan ditutup, cetakan batu
tersebut dibuatkan lubang kecil untuk memasukkan cairan perunggu. Setelah
perunggu dingin dan mengeras, cetakan lalu dibuka dan jadilah barang perunggu
yang diinginkan. Cara ini lebih efisien karena cetakan bisa digunakan
berkali-kali.
Teknik cire perdue : yaitu teknik pembuatan benda perunggu
dengan membuat cetakan dari benda tiruan terlebih dahulu yang terbuat dari
lilin atau sejenisnya. Benda tiruan kemudian dibalut dengan tanah liat lalu
dibakar, maka lilin akan keluar mencair. Tempat lilin yang kosong diisi dengan
cairan perunggu. Cara ini agak memakan waktu lama tetapi bisa membuat beraneka
bentuk yang diinginkan.
Sejarah Eropa
Sejarah Eropa dimulai dari sejak manusia
pertama menghuni daratan Eropa pada zaman prasejarah hingga saat
ini.
Untuk prasejarah Eropa, manusia mulai masuk ke Eropa pada
Zaman Batu Tua (Paleolitikum). Penerapan pertanian sekitar
tahun 7000 SM mengantar manusia masuk Zaman Batu Muda (Neolitikum).
Neolitikum di Eropa berlangsung selama 4000 tahun bersamaan dengan tersebarnya
budaya penggunaan logam ke seluruh benua. Kemajuan teknologi selama zaman
prasejarah datang melalui orang-orang Mediterania, menyebar secara bertahap ke
arah barat laut. Beberapa peradaban paling terkenal dari prasejarah Eropa
adalah peradaban Minoa dan Mykenai, yang
berkembang selama Zaman Perunggu sampai keruntuhan
Zaman Perunggu dalam waktu yang singkat sekitar tahun 1200 SM.
Periode dalam sejarah Eropa yang dikenal sebagai era klasik dimulai
dengan munculnya negara-kota Yunani Kuno. Pengaruh
Yunani mencapai puncaknya di bawah kekaisaran Alexander
Agung, yang menyebar ke seluruh Asia. Eropa utara dan barat
didominasi oleh kebudayaan La Tène, pendahulu bangsa Kelt. Roma,
sebuah negara-kota kecil, secara tradisional berdiri pada tahun 753 SM,
kemudian tumbuh menjadi Republik
Romawi pada 509 SM dan kemudian menggantikan kebudayaan Yunani
sebagai peradaban Mediterania dominan. Peristiwa-peristiwa pada masa
pemerintahan Julius Caesar mendorong reorganisasi Republik
Romawi menjadi Kekaisaran Romawi. Kekaisaran ini kemudian dibagi
oleh kaisar Diokletianus menjadi Kekaisaran Romawi Barat dan Kekaisaran Romawi Timur. Selama abad ke-4 dan ke-5,
orang-orang Jermanik dari Eropa
utara meningkatkan kekuatan dan serangan yang berulang-ulang yang menyebabkan
runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M, saat yang secara
tradisional menandai akhir dari periode klasik dan awal Abad
Pertengahan.
Selama Abad Pertengahan, Kekaisaran Romawi Timur bertahan,
meskipun sejarawan modern menyebut negara ini sebagai Kekaisaran Bizantium. Di Eropa Barat, bangsa Jermanik
menduduki bekas wilayah kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat dan mendirikan
kerajaan dan kekaisaran mereka sendiri. Dari semua bangsa Jermanik, suku Frank naik ke
posisi hegemoni atas di
Eropa Barat, Kerajaan Franka mencapai puncaknya di bawah
pimpinan Charlemagne sekitar tahun 800 M. Kerajaan ini kemudian
terbagi menjadi beberapa bagian; Franka Barat akan
berevolusi menjadi Kerajaan
Perancis, sementara Franka Timur akan
berevolusi menjadi Kekaisaran Romawi Suci, cikal bakal Jerman modern.
Kepulauan Inggris menjadi tempat beberapa migrasi skala besar. Penduduk asli
Celtic telah terpinggirkan selama periode Britania
Romawi, dan ketika bangsa Romawi meninggalkan Kepulauan Inggris
selama tahun 400-an, gelombang bangsa Anglo-Saxon Jermanik
bermigrasi ke Inggris selatan dan mendirikan serangkaian kerajaan kecil yang akhirnya
berkembang menjadi Kerajaan
Inggris tahun 927 M.
Peradaban Yunani-Romawi menghiasi zaman permulaan Eropa,
dimulai dari Yunani Kuno, yang biasanya dianggap sebagai dasar dari peradaban
Barat dan pengaruhnya dalam bahasa, politik, sistem pendidikan,
filsafat, ilmu pengetahuan, dan seni. Nilai-nilai tersebut diteruskan oleh Republik
Roma yang berpusat di Laut Tengah, hingga Kekaisaran
Romawi mencapai puncak kejayaannya sekitar tahun 150.
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah
di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar