Minggu, 18 Oktober 2015

makalah sejarah bantrung batealit




ETNOGRAFI DESA BANTRUNG
Laporan Penelitian Etnografi Desa Bantrung ini
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Pelajaran Sejarah
Kelas XII IPA pada MA Walisongo Pecangaan Jepara
Tahun Pelajaran 2014-2015


DI SUSUN OLEH
YANTI FITRIYANI
                                                No Induk:





 
MA Walisongo Pecangaan Jepara
Alamat : Gedung MA Walisongo jalan kauman No.1 Pecangaan Jepara


Lembar Pengesahan

Laporan penelitian desa Bantrung ini disahkan pada :
Hari                       :
Di/tanggal            :
Oleh                      :

 (ii)


MOTTO

1.   Dimanapun dan kapanpun jadilah engkau seorang leader (pemimpin) yang bijaksana.
2.   Yakin bahwa setiap orang dapat mentransformasikan situasi apapun, dengan syarat memiliki visi, inisiatif, kesabaran, penghargaan, keteguhan, keberanian, dan keyakinan untuk mempercayai bahwa ia mampu menjadi pemimpin bagi hidupnya.
3.   Hidup nyaman tidak harus dengan kemewahan dan gebyarnya dunia, tetapi satu, yaitu berpegang teguh pada ketaqwaan dan selalu percaya bahwasannya allah selalu ada buat kita.



(iii)

KATA PENGANTAR

Assalamu‘alaikum Wr. Wb.
     Alhamdulillah segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penelitian Etnografi Desa Bantrung”. Tugas ini disusun sebagai persyaratan tugas akhir mata pelajaran sejarah kelas XII program IPA MA Walisongo Pecangaan Jepara.
     Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak, namun dapat membukakan  mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.     Allah SWT.
2.     Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doanya.
3.      Bapak Drs. Santoso sebagai kepala sekolah Madrasah Aliyah Walisongo                                                                       Pecangaan Jepara.
4.     Bapak Drs. H. Eko Sunarto Abdussalam.
5.     Kepala Desa Bantrung Bapak Muh. Zuri yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6.     Bapak dan ibu guru yang memberikan kepada penulis
7.     Rekan-rekan MA Walisongo pecangaan Jepara yang telah membantu dalam proses penelitian dan memberikan doronan kepada penulis.

     Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan yang dibuat baik sengaja maupun tidak sengaja. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan.
Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin!

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
                                                                             Jepara, 14 November 2015

Yanti Fitriyani       (vi)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………………………………… ii
MOTTO……………………………………………………………………………………………………………… iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………….. iv
BAB I.  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………………. 1
B.      Perumusan Masalah………………………………………………………………………………. 1
C.      Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………. 1
D.     Metode Penelitian…………………………………………………………………………………   2
E.      Sistematika Penulisan…………………………………………………………………………….  2
BAB II.  ETNOGRAFI DESA BANTRUNG………………………………………………………………  3
A.     Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi……………………………………………….. 5
B.      Asal Mula dan Sejarah Desa Bantrung……………………………………………………. 6
C.      Bahasa……………………………………………………………………………………………………  8
D.     Sistem teknologi……………………………………………………………………………………   9
E.      Sistem mata pencaharian………………………………………………………………………. 9
F.      System Kekerabatan Organisasi Sosial…………………………………………………… 10
G.     Sistem Pengetahuan………………………………………………………………………………. 11
H.     Kesenian………………………………………………………………………………………………… 12
I.        System Kepercayaan/Religi……………………………………………………………………. 13
BAB III.   DAFTAR RESPONDEN ………………………………………………………………….........  14
BAB VI.  KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………………….  15
BAB V.   PENUTUP…………………………………………………………………………………………….. 16



BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pada dasarnya suatu gagasan muncul dan menghasilkan suatu karya selalu terdapat unsur yang melatar belakangi. Demikian juga dalam pemilihan judul ada beberapa hal yang melandasi yaitu :
1.     Penulis ingin memberitahukan kepada pembaca etnografi Desa Bantrung
2.     Penulis ingin memberitahukan kepada pembaca yang lebih rinci tentang Desa Bantrung.

B.   Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.  Bagaimana keadaan geografis dan batas wilayah desa Bantrung?
2.  Bagaimana keadaan demografi desa bantrung?
3.  Bagaimana sistem mata pencaharian penduduk desa bantrung
4.  Bagaimana hubungan atau system kekerabatan penduduk di desa bantrung?
C.  Tujuan Penelitian
   Bersamaan dengan latar belakang dalam permasalahan penelitian maka tujuan penelitian ini diantaranya adalah :
1.  Untuk mengetahui Desa Bantrung
2.  Untuk mengetahui lebih rinci tentang keadaan Desa Bantrung



                                                                                                                   (1)

D.   Metode Penelitian
       Penelitian ini dilakukan dengan metode interview(wawancara) yaitu dengan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung pada narasumber yang bersangkutan.

E.   Sistematika Penulisan
BAB I. pendahuluan : yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penelitian.
BAB II. Etnografi Desa Bantrung : yang berisi mengenai uraian dan penjelasan tentang keadaan desa dan etnografi Desa Bantrung.
BAB III. Penutup : yang berisi kesimpulan dan saran, serta catatan-catatan lain yang menjadi sumber penulis tugas ini.


                                                                                                        (2)

BAB II
ETNOGRAFI DESA BANTRUNG

A.     Lokasi, Lingkungan Alam, dan Demografi

1.     Lokasi
a.     Batas-batas Desa Bantrung
Ø  Sebelah Utara       : kecapi
Ø  Sebalah selatan    : Mindahan dan Bawu
Ø  Sebelah Timur      : Bringin
Ø  Sebelah Barat       : Bawu dan Kecapi

b.     Jumlah RW                    : 4
c.      Jumlah RT                     : 16
Yang terdiri dari  beberapa dukuh, yaitu:
·             Dukuh Krajan (RT 1-2-3)
·             Dukuh Ngancar (RT 4)
·             Dukuh Sekutho (RT  5-6)
·             Dukuh Sendang (RT  7-8)
·             Dukuh Pendem (RT  9-10-11)
·             Dukuh Dongdowo (RT  12-13-14)
·             Dukuh duko (RT  15)
·             Dukuh tanggul (RT  16)
d.     Luas Wilayah                 : 43.267 Ha / 4.31 Km(persegi)


                                                                                                          (3)

2.     Lingkungan Alam
Desa ini terletak pada ketinggian 20 meter di atas permukaan laut, pada Desa Bantrung ini, iklim/cuaca yang pada umumnya sama seperti daerah lainnya. Apabila sedang musim hujan, maka curah hujan yang relatif tinggi namun tidak sampai menyebabkan banjir. Dan  di dominasi dengan tanaman mangga, pisang, rambutan, durian, nangka, bambu, dan masih banyak lagi tanaman-tanaman lainnya. Serta berbagai tanaman palawija seperti : padi, jagung, kedelai, dan kacang-kacangan, dsb.

3.     Demografi

a.     Jumlah Penduduk 
·        Laki-laki     : 2.896
·        Perempuan  : 3.537
·        Jumlah         : 6.431
b.     Jumlah Keluarga   : 1.718
c.      Jumlah Penduduk Menurut Usia

No
Kelompok Umur
Jumlah
%
1.
0 – 1 tahun
109
1,7
2
1 – 5 tahun
436
6,8
3
5 – 6 tahun
119
1,9
4
7 – 15 tahun
744
11,6
5
16 – 21 tahun
576
8,9
6
22 – 59 tahun
4162
64,7
7
>60 tahun
285
4,4
Jumlah
6.431
100


  (4)

d.     Penduduk menurut pendidikan

Pendidikan
Jumlah
%
Tidak tamat SD
561
11,44
SD – SLTP
3.740
76,26
SLTA
529
10,79
AK / PT
74
1,51
Jumlah
4.904
100


e.      Lapangan Pekerjaan
·                              Buruh tani                     : 163         
·                              Petani                            : 1091
·                              Pedagang                       : 56
·                              PNS                               :  41
·                              Buruh swasta                  : 856
·                              Pengrajin                        : 187
·                              Guru swasta                   : 72
·                              Penjahit                          : 10
·                              Pertukangan                  : 436
·                              Supir                              : 11

f.       Fasilitas yang ada di Desa Bantrung
Sarana Pendidikan                 Sarana Ibadah

 - PAUD : 3                              - masjid      : 5
 - POS PAUD : 1                      - musholla  : 25
 - TK/RA  : 2/3                         - ponpes    : -
 - SD/MI : 3/2
 - SLTP/MTs : 1
 - SLTA/MA : -
(5)


B.       Asal Mula dan Sejarah Desa Bantrung (Barang Beto Kentrung)
Desa Bantrung adalah salah satu desa di Kecamatan Batealit, Jepara. Letak desa ini jika dari arah Jepara berada lebih kurang 7 Km ke arah hutan pinus Setra. Desa Bantrung berbatasan langsung dengan Desa Bawu.
Lantas bagaimana cerita asal mula desa yang tidak jauh dari pusat kecamatan itu dinamakan Bantrung? Berikut cerita yang dituturkan salah satu warga desa bantrung yakni (ibu siti nuri’ah).
Mulanya di desa yang kini bernama Desa Bantrung sering didatangi pengamen yang menggunakan kentrung (rebana) sebagai alat musiknya. Setiap hari pengamen tersebut berjalan keliling dengan menabuh rebana seorang diri. Oleh sebab itulah, wilayah tersebut dinamakan Desa Bantrung.
Karena saking luasnya wilayah mengamen, orang tersebut pun memetak-metakan desa Bantrung menjadi enam kelompok, yang kini dinamakan dukuh.
Pertama Bantrung Pendem. Kenapa dinamakan Bantrung Pendem? Karena di wilayah ini, banyak terdapat makam. Jadi sepanjang perjalanan orang tersebut mengamen menjumpai banyak makam. Itu sebabnya diberi nama Bantrung Pendem.
Kemudian Bantrung Kedung Dowo. Dinamakan Bantrung Kedung Dawa lantaran saat mengamen menggunakan kentrung, si pengamen dalam perjalanan ngamennya menjumpai (dan menyusuri) sungai yang sangat panjang dan dalam. Kedung dalam bahasa Jawa yaitu bagian sungai yang paling dalam (palung sungai), sedangkan dawa artinya panjang.
Selain itu, ada yang diberi nama Bantrung Krajan. Nama tersebut diberikan lantaran saat berkeliling mengamen, pengamen tersebut menjumpai banyaknya kranjang yang terbuat dari janur. Selain menjumpai banyak kranjang janur, si pengamen menjumpai sungai dengan bebatuan yang melekah.

        (6)

Berikutnya Dukuh Bantrung Ngancar. Dulunya ada pengamen yang sedang berkeliling mengamen pasti beristiharat minum dan mandi di sungai yang airnya jernih. Aliran air sungai itu mengalir deras. Selain itu, di sungai tersebut juga terdapat air terjun.
Selanjutnya Bantrung Sekuto dan Bantrung Sendang. Menurut, kenapa dinamakan Bantrung Sekuto?, karena wilayah tersebut wilayah yang paling ramai. Itu sebabnya diberi nama Bantrung Sekuto, yaitu dari kata Kuto (Kota). Dimana kota selalu identik dengan pusat keramaian. Sedangkan untuk penamaan Bantrung Sendang, bu siti menuturkan karena dulunya di wilayah tersebut banyak terdapat sendang atau belik. Sendang atau belik (bahasa Jawa) yaitu sumber mata air yang keluar dari tanah. Kemudian membentuk seperti kolam besar.
Kali ini ibu siti nuri’ah nampak lebih bersemangat menuturkan legenda-legenda pedukuhan di desa tempatnya bermukim. Kebanggan itu nampak, mungkin beliau sadar betul karena tak banyak generasi saat ini yang ingin belajar mengetahui legenda asal mula desa tempatnya tinggal. Padahal, setiap desa pasti memiliki cerita legenda yang melatarbelakangi penamaan atau terjadinya desa tersebut.



(7)


C.             Bahasa

1.  Tingkatan Bahasa yang digunakan
Adapun tingkatan-tingkatan bahasa yang sering digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa jawa karma : kromo alus, kromo inggil, ngoko alus, ngoko lugu.

2.     Ciri-ciri yang menonjol dari bahasa itu
   Adapun ciri khas  pengucapan yang ada di desa bantrung ini adalah kata-kata ‘’ heeh ndok’’,  ’’ aku kik’’,  ‘’sih’’.

3.     Variasi menurut lapisan sosial
Variasi-variasi yang biasa digunakan adalah : karma alus ( kepada orang yang lebih tua ), ngoko alus ( sesama teman sebaya), ngoko lugu (sesama orang dewasa), dan bahasa Indonesia (ditingkat formal).


                                                                                                                      (8)

D.          Sistem Teknologi
1.     Alat-alat yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
·       Alat-alat dapur        : panci, wajan, kendil, centhong, serok, susuk,dll.
·       Angkutan                  :  sepeda motor, mobil, angkudes.
2.     Alat-alat yang dipertahankan
·        Alat dapur                : cowek tanah liat, lumpang, alu, tampah, pawon, lampu minyak, dan kukusan.
·        Angkutan                  : sepeda onto
3.     Alat-alat yang dating dari luar
·        Kompor gas                        - tractor
·        Handphone                        - oven
·        Laptop                                   - blender
·        mobil.                                                - serkel, dan lain-lain.


E.    Sistem Mata Pencaharian
1.         Sistem Produk Lokal
                  Desa Bantrung di dominasi  dengan produk lokal adalah pertanian.
2.            Sistem Distribusinya
                  Pemasaran hasil bertani ini dijual lewat sarana pengiriman yaitu truk ke gen-agen pemasaran beras dan dikirim juga ke pabrik-pabrik beras diluar kota. Selain itu juga dijual ke pasar-pasar secara langsung.
3.     Sistem Konsumsi
      selain dijual kepada para produsen kebanyakan hasil produksi digunakan untuk kebutuhan pribadi dalam kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.                                                                
                                                                                                                               (9)

F.                   Sistem Kekerabatan Organisasi Sosial
1.                 Sistem Kekerabatan
a.     Bentuk kekerabatan
            Bentuk kekerabatan yang digunakan adalah bilateral yang terdiri dari ayah dan ibu.
b.     Pola Perkawinan
·        Tali Padu (Tunangan)
·        Mencari atau menentukan hari dan tanggal yang baik untuk menikah
·        Menikah

c.      Istilah-istilah sebutan dalam kelompok kerabat

·   Ma’e
·   Mbah kakung
·   Pa’e
·   Mbah putri
·   Bapak / ibu
·   Pakde
·   Mbah
·   makde
·   buyut
·   lek

2.     Sistem organsasi social
a.     Pemimpin adat biasanya disebut dengan kyai atau moden dan para sesepuh desa (kamituwo)
b.     Pemimpin agama biasanya disebut dengan kyai atau ustadz
c.      Pemimpin dalam pemerintah (formal) biasa disebut dengan kepala desa atau petinggi, RT, RW.


                                                                                                                    (10)

G.   Sistem Pengetahuan
1.     Pengetahuan yang khas
          Pengetahuan yang khas yang dimiliki adalah membuat makanan kripik dari ubi-ubian yakni : ubi jalar, singkong, dan talas, karena sebagian besar penduduk Desa Bantrung berprofesi sebagai petani.

2.     Pengetahuan melalui pendidikan
          Pengetahuan melalui pendidikan meliputi sekolah, masa media, kursus dan mengaji. Selain itu system pengetahuan pada masyarakat Desa Bantrung meliputi system pengetahuan tentang pertanian karena masyarakat  di Desa Bantrung mayoritas bekerja sebagai petani tersebut jika mulai dating musim hujan, mereka melakukan kegiatan menanam padi, dan jagung. Karena pada musim ini tanah mengalami kesuburan yang baik. Setelah jarak 3 bulan kemudian para petani tersebut mulai mengawali musim panen. Akan tetapi, mereka juga terkadang mengalami kerugian besar jika banjir melenyapkan tanamannya termasuk sawah-sawah yang berada di pinggir sungai.

3.     Cara merealisasikan pengetahuan itu
          Dengan cara melakukan kegiatan sebagai guru mengaji di musholla-musholla atau sebagai guru madrasah. Sebagai penyuluhan masyarakat dan menambah ilmu agama masyarakat dengan cara kyai atau ustadz ceramah di majlis-majlis ta’lim.
 

                                                                                                                  (11)

H.   Kesenian
1.     Seni rupa
    Adapun seni rupa yang ada di desa ini berupa seni ukir karena ada juga sebagian masyarakat Desa Bantrung berprofesi sebagai tukang. Dan juga pemilik mebel-mebel. Selain seni ukir ada juga tata rias.
2.     Seni Suara
·        Terbangan
·        Orkes
·        Kentrung

I.      Sistem Kepercayaan / Religi
1.     Nama dan macam-macam kepercayaan
    Menurut para sesepuh masih ada kepercayaan yakni masyarakat setempat masih percaya dengan adanya punden yang dipercayai menjadi sarana tempat untuk melakukan ritual sakral.

2.     Upacara Keagamaan
Adapun macam-macam upacara keagamaan yang biasa dilakukan:
·        Suronan : yang dilaksanakan tanggal 10 suro. Dengan itu masyarakat desa bantrung membuat bubur abang(bubur merah) yang kemudian dibawa ke masjid. Selain itu juga membaca yasin 3 kali dan tahlilan dan doa bersama yang dipimpin seorang kyai yang dilaksanakan pada tanggal 1 syuro bertempatan di masjid-masjid, ataupun di musholla-musholla.
·        Rajabiyah : yang dilaksanakan setiap tanggal 27 rajab. Dan juga membaca yasin dan tahlilan, kemudian sang ustadz biasanya menceritakan perjalan hijrahnya rasulullah.
                                                                                                                                                  (12)

                                                                                                                                               
·        Yasinan : dilakukan rutin setiap malam jumat
·        Syrakalan(al-barjanji) : dilaksanakan pada malam senin secara rutin.
·        Maulid nabi : biasanya di masjid-masjid ataupun di musholla melakukan syrakalan/al-barjanji selama 12 hari, mulai dari tanggal 1 sampai tanggal 12 maulud. Dan di akhir tanggal 12 maulud itu biasanya ada selametan, doa bersama, dan ceramah dari ustadz/kyai.
·        Sedekah bumi/Kabumi/apit, dan lain sebagainya.


3.     Upacara selamatan
Adapun beberapa upacara yang dilakukan meliputi :
·        Mitoni : dilakukan pada seorang ibu hamil. Dan janin sudah berumur 7 bulan
·        Tolak balak
·        Mapati : mendoakan agar sang bayi yang ada di dalam kandungan pada saat janin berumur 4 bulan.


                                                                                                                                  (13)

BAB III
DAFTAR RESPONDEN

Identitas narasumber dan waktu wawancara :

1.   Karsani (carik) : 10.00 Wib, 13 November 2015, di kantor balai desa
2.   Farida “Kebayan” : 10.00 Wib, 13 November 2015, di kantor balai desa
3.   Ibu Siti Suri’ah “masyarakat” : 19.00 Wib, 16 November 2015, di rumahnya


 (14)

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A.         Kesimpulan
Setelah penulis melakukan penelitian ini pengetahuan keadaan kehidupan suatu suku bangsa yaitu pada desa dongos maka penulis mengambil kesimpulan :
a.     Mempelajari keadaan suatu desa dapat memberi wawasan terhadap kita tentang keadaan suatu masyarakat desa.
b.    Setiap desa mempunyai tata cara yang berbeda dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
c.     Asal-usul suatu desa berhubungan dengan suatu peristiwa yang bersejarah
d.    Kehidupan masyarakat desa masih tradisional tetapi masih tetap mengikuti perkembangan zaman yang sesuai dengan kebudayaan desa tersebut.
e.     Masyarakat desa masih mementingkan satu sama lain sehingga kekerabatan sangat erat.

B.                                                                                                                        Saran
Hendaknya sebagai generasi muda kita harus mengetahui tentang keragaman suku bangsa termasuk juga keragaman desa tempat tinggal kita. Karena dari situlah kita dapat melestarikan kebudayaan suatu bangsa, serta kita dapat menambah wawasan tentang keunikan-keunikan kebudayaan yang dimiliki desa kita.

(15)

BAB V
PENUTUP


Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan tiada hambatan yang berarti. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan untuk menjadikan penulis lebih baik di kemudian hari.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri, kami sadari tiada kesempurnaan yang ada pada penulis, karena kesempurnaan itu hanya dimiliki oleh Allah SWT. Dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.








 (16)

2 komentar:

  1. Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
    Saya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
    mebel jepara

    BalasHapus
  2. Selain membuat artikel pelajaran dan sejarah jepara
    Saya juga membuat produk furniture jepara , silahkan lihat di
    furniture jepara

    BalasHapus